Ikatan pelajar Santai atau Ikatan pelajar Suka-Suka, pemalas, siswa buangan, masa depan suram dsb. Mungkin itulah citra yang selama ini melekat pada siswa-siswi jurusan IPS. Entahlah darimana atau sejak kapan citra itu muncul, tapi yang jelas sejak tahun 1975 dimana sistem pendidikan Indonesia untuk SMA memakai sistem penjurusan IPA,IPS dan Bahasa, predikat semacam itu sudah melekat erat pada pelajar yang masuk jurusan IPS. Dan itu terjadi di seluruh SMA-SMA di Indonesia tak terkecuali di SMA kami tercinta SMAN 01 Boyolangu, Tulungagung.
Dipandang sebagai siswa kedua sudah terasa sejak kami terpaksa masuk ke kelas IPS. Iya memang tarpaksa karena dari survey manual yang kami lakukan terhadap teman-teman satu kelas 50% lebih mereka masuk jurusan IPS bukan karena minat tapi karena nilai.
Bukan hanya itu kebanyakan dari kami dan teman-teman juga harus menanggung kemarahan orang tua karena mereka kecewa dan gengsi anaknya masuk IPS, bingung memang kalau sekolah cuma buat gengsi-gengsian. Tapi itulah yang terjadi, dan mungkin karena hal-hal itulah ketika pertama kali masuk kelas pelajaran pertama yang kami terima adalah penguatan mental dan psikis. Hampir semua Bapak/Ibu Guru kami tercinta selalu menekankan pada kami bahwa kami bukanlah siswa-siswi buangan. IPA dan IPS itu sama baiknya. Kedua-duanya memiliki kesempatan yang sama untuk berprestasi dan meraih kesuksesan. Walaupun pada kenyataanya kesempatan IPAlah yang jauh lebih besar.karena saat masuk perguruan tinggi siswa-siswi IPA bisa masuk fakultas IPS, sedangkan siswa-siswi IPS sangat tidak mungkin masuk ke fakultas IPA.
Sungguh tidak adil bukan!!
Tapi apapun yang terjadi “life must go on”. Jurusan IPS tidaklah seburuk yang kami atau kebanyakan orang banyangkan. Setiap jurusan baik IPA ataupun IPS sama-sama memiliki kemampuan dan penguasaan di bidang masing-masing. Bahkan menurut kami jurusan IPS justru lebih mempunyai banyak keunggulan daripada jurusan IPA.
Semisal saja di IPS kami diajari tentang ilmu social dan kemasyarakatan. Kami pun juga dilatih jiwa kepemimpinan. Maka tak salah jika kebanyakan tokoh-tokoh politik di Negara kita merupakan jebolan pelajar IPS. Contoh saja Bpk Amien Rais,
Di kelas IPS kami juga diajari tentang pentingnya jiwa social, persaudaraan dan toleransi. Karena itulah jangan heran jika pelajar IPS selalu lebih kompak dalam segala hal. Tak terkecuali saat ulangan. Upss!!
Selain itu Logikanya pelajar IPA memikirkan angka dan rumus-rumus baik di sekolah atau di LBB. Tapi IPS materi pelajarannya lebih santai, dan sebagian besar pelajar IPS tak perlu lagi LBB. Ini terbukti hanya sedikit LBB di Tulungagung yang membuka kelas untuk pelajar IPS. Jadi pelajar IPS lebih banyak waktu luang yang bisa digunakan untuk mengembangkan bakat dan hobi di luar pelajaran entah itu olahraga ataupun seni. Bahkan pelajar IPS mempunyai banyak untuk mengikuti kursus-kursus guna menambah ketrampilan dan pengalaman seperti kursus bahasa asing, computer, otomotif atau bahkan kecantikan. Satu lagi keunggulan jurusan IPS adalah jika diperhatikan ternyata siswa-siswi IPS lebih keren-keren dan modis, selain itu juga lebih pandai bergaul dan bisa membuat sekolah jadi lebih ramai, penuh sensasi, gak sepi dan monoton.
Jadi intinya tidak ada yang namanya siswa kedua dan siswa buangan. Tidak ada ceritanya bahwa jurusan IPS lebih jelek. Karena baik jurusan IPA maupun IPS sama baiknya tergantung siswa dan pendidiknya.
Mengapa IPS Jadi Masalah ?
Label:
About us
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comment:
siapa lagi yg akan membangun indonesia klu bkan ank IPS......hidup IPS ,,Allaahuakbar,,,,
Sampean ini sakjane sapa?
Ya ampyuuuuuuuuuuuuuuun.....
Tulisane angel diwaca.
mbok ya milih warna sing apik, jelas, diwaca penak.
ngene iki nggarai mripar lara gara-gara melotot ing ngarep monitor.
Post a Comment